Tauhid Asma Wa Shifat = Men-Tauhidkan ALLAH dalam Nama-nama-Nya dan Shifat-shifat yang dimilikiNya.
Pengertiannya yaitu : Beriman ( dengan menetapkan dan mengakui) bahwa ALLAH mempunyai nama-nama yang baik dan shifat-shifat yang tinggi dan sempurna, yang diterangkan dalam AlQuran dan as-Sunnah Nabawiyah, yang semestinya dimilikiNya tanpa Takwil dan Ta’thil, dan juga tanpa Takyif dan Tamtsil.
- Tanpa Takwil maksudnya : tanpa mentakwilkan Asma dan Shifaat itu dengan takwilan yang mengada-ada.
- Tanpa Ta’thil maksudnya: tanpa menghilangkan Asma dan Shifat itu. Artinya Nama-nama dan Shifat-shifat itu benar adanya, tanpa harus dihilangkan karena dengan alasan tidak bisa dijangkau/dicerna oleh akal fikiran manusia.
- Tanpa Takyif maksudnya : tanpa mempersoalkan hakikat Asma dan Shifat ALLAH dengan bertanya “bagaimana ?”
- Tanpa Tamtsil maksudnya : tanpa menyerupakan ALLAH dengan makhluk-Nya.
Aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah saw kepada generasi shahabat, dan diajarkan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya dalam masalah Nama-nama dan Shifat-shifat ALLAH , adalah mengakui dan menetapkan semua nama dan shifat ALLAH yang termaktub dalam AlQuran dan AsSunnah, tanpa sedikitpun melakukan Tahrif (memalingkan maknanya kepada makna yang tidak dikehendaki alQuran dan Assunnah), Takwil, Takyif, dan tanpa Tamtsil. Itulah Aqidah yang benar menurut Ahlussunnah waljamaah mengenai Asma dan Shifat ALLAH.
ALLAH Ta’ala berfirman, yang artinya :
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. QS. 42 / 11.
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa ALLAH mempunyai Nama-nama yang Agung yaitu ASSAMII’ (Maha Mendengar) dan ALBASHIR (Maha Melihat), yang dengan sendirinya berarti difahami bahwa ALLAH memiliki shifat Assama’ (mendengar) dan alBashar (Melihat). Hal ini membantah orang-orang yang tidak mengakui ALLAH mempunyai Nama-nama dan Shifat –shifat (seperti kelompok Jahmiyah Mu’athilah). Juga membantah orang-orang yang mengakui nama ALLAH namun mengingkari bahwa ALLAH mempunyai shifat-shifat,kemudian mereka menyelewengkan maknanya dengan mengartikan shifat-shifat ALLAH adalah Dzat-Nya (seperti pemahaman kelompok Mu’tazilah).
KANDUNGAN AL-ASMA AL-HUSNA ALLAH
ALLAH berfirman, yang artinya :
“Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.QS. 7 / 180.
Ayat yang mulia ini menerangkan bahwa ALLAH mempunyai nama-nama yang semuanya adalah HUSNA. Artinya sangat baik, indah dan sempurna, karena ia mengandung makna dan shifat-shifat yang sempurna, tanpa kekurangan dan cacat sedikitpun. Demikian agungnya Asma ALLAH tersebut sehingga ALLAH memerintahkan hamba-hambaNya untuk berdo’a dengan menyebutkan nama-namaNya tersebut.
Nama-nama ALLAH ini bukanlah sekedar nama kosong yang tak memiliki makna dan arti. Justru ia adalah nama-nama yang menunjukkan shifat-shifat kesempurnaan yang agung. Maka nama ARRAHMAN dan ARRAHIM menunjukkan shifat rahmatnya ALLAH Azza Wa Jalla. Shifat ASSAMII’ dan ALBASHIIR menunjukkan shifat mendengar dan melihat, AL-‘ALIIM menunjukkan shifat ilmu yang luas. ALKARIIM menunjukkan shifat dermawan dan mulia. Begitulah seterusnya, setiap nama dari nama-nama-Nya menunjukkan shifat dari shifat-shifat ALLAH swt.
SHIFAT-SHIFAT KESEMPURNAAN ALLAH.
Shifat-shifat ALLAH terbagi menjadi dua jenis :
1. Sifat Tsubutiyyah ( Sifat Tsubutiyah terbagi lagi menjadi dua bagian :Shifat Dzatiyah dan Shifat Fi’liyah )
2. Sifat Salabiyah.
Shifat Tsubutiyah, yaitu shifat-shifat kesempurnaan yang senantiasa ada pada Dzat ALLAH. Oleh karenanya shifat-shifat ini ditetapkan untuk ALLAH, oleh ALLAH dan Rasulullah saw dalam AlQuran dan AsSunnah (secara detail bahasannya terbagi menjadi shifat Dzatiyah dan Fi’liyah).
Shifat Dzatiyah : Yaitu shifat-shifat kesempurnaan yang senantiasa ada pada Dzat ALLAH , dan ALLAH tidak sekejap matapun terlepas dari shifat-shifat tersebut. Seperti :
AL-‘ILMU (Mengetahui) QS.59/22 ;34/3 ; 49/18 #
ASSAM’U (Mendengar)QS.42/11 ; 4/58 #
ALBASHAR (Melihat) QS.42/11 ; 20/26 #
ALHIKMAH (bijaksana) QS.3/6 ;4/11 #
ALYADAANI (Dua Tangan)QS.5/64 #
ALWAJHU (Wajah) QS.55/27 ; 28/88#
ALKALAM (Berbicara) QS. 2/122 ; 4/164. 3/55 (ini juga termasuk sifat fi’liyah)
AL’’AINAANI ( Dua mata) QS.20/39 ; 54/14;
AL-‘ULUW (Ketinggian) QS.2/255 ; 67/16 #
AL-‘AZHOMAH (Keagungan) QS.2/255;
ALQUDRAH (Kekuasaan,kemampuan) QS.2/20 ; 5/120 ; 18/45 ;
AL-IZZAH (Kemuliaan) QS.3/6 ; 3/62;
dan lain-lain.
Shifat Fi’liyyah, Yaitu : Shifat-shifat yang dikerjakan oleh ALLAH jika Dia berkehendak. Jika ALLAH berkehendak, maka ALLAH melakukannya. Dan jika ALLAH tidak berkehendak, maka ALLAH tidak melakukannya. ALLAH telah mempunyai shifat-shifat fi’liyyah sejak sebelum diciptakannya segala sesuatu, dan ALLAH akan senantiasa mempunyai sifat-sifat Fi’liyah untuk selama-lamanya pada masa yang akan mendatang.
Seperti :
ALHUBB ( mencintai)dan ARRIDHA (meridhai) QS.48/18 ; 5/54 ; 2/19 ; 5/119
ASSUKHTU (Murka)dan ALKAROHIYAH (Membenci) QS.5/80 ; 9/46 ;
ISTIWA ‘ALAL ARSY’ (Istiwa diatas ‘Arsy) ( secara bahasa berarti: Tinggi,meninggi, menanjak, dan menetap,dalam bahasa Indonesia diartikan bersemayam ; Arsy secara bahasa artinya singgasana) QS.20/5 ; 25/59 ; 10/3 ; 7/54
ALFARH (Gembira) dalilnya dalam hadits riwayat alBukhori dan Muslim Rasululllah saw bersabda,artinya: “ Sungguh ALLAH lebih gembira karena taubat hamba-Nya, melebihi kegembiraan salah seorang diantara kalian karena (telah menemukan) untanya (yang hilang)”
AL –ITYAN (Datang) dan ALMAJII (Datang) pada hari kiamat. QS.2/210 ; 6/158 ; 89/21,22.
ALKALAM (Berbicara) QS. 2/122 ; 4/164. 3/55
ADH-DHAHK (Tertawa) dalil dalam hadits muttafaq ‘alaih, Rasulullah saw bersabda, artinya : ”ALLAH tertawa kepada dua orang yang satu membunuh yang lain dan kedua-duanya masuk surga”
TA’JUB (Kagum), dalilnya hadits hasan, Rasulullah saw bersabda,artinya :” Rabb kita ta’jub dari keputusasaan para hamba-Nya dengan sangat dekatnya perubahan yang akan terjadi. Dia melihat kepada kalian dengan mata-Nya ketika kalian dalam keadaan putus asa. Sehingga Dia tertawa karena mengetahui bahwa jalan keluar kalian itu sudah sangat dekat”.
TURUN kelangit dunia pada sepertiga malam terakhir. Dalilnya dalam hadits muttafaq ‘alaih, Rasulullah saw bersabda, artinya : “Rabb kita turun kelangit dunia setiap malam, yaitu ketika tinggal sepertiga malam terakhir. Dia berfirman,(artinya):”Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka Aku mengabulkannya. Dan siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku memberinya. Siapa saja yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dia”
Dan lain-lain.
Sifat Salabiyah, yaitu shifat-shifat cacat dan kekurangan yang ditiadakan dari Dzat ALLAH Ta’ala. Hal ini disebutkan oleh ALLAH sendiri dan oleh Rasulullah saw. Dan ALLAH Maha Suci dari segala shifat yang menunjukkan kekurangan.
Setiap shifat cacat dan kekurangan yang ditiadakan dari Dzat ALLAH adalah mengandung penetapan shifat kebalikannya, yaitu shifat kesempurnaan-Nya Azza wa Jalla. Contoh dari shifat salabiyah ini adalah : mengantuk dan tidur, sedang ALLAH tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Dalilnya dalam ayat kursi, QS.2/255. Firman-Nya,yang artinya :”Allah, tidak ada Ilaah(Tuhan yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur”.
Contoh lain, ditiadakannya shifat tandingan bagi ALLAH, untuk menunjukkan keesaan dan kekuasaan ALLAH swt. QS.al-ikhlas/4.
ALLAH berfirman, artinya :” dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
Itulah, penjelasan Tauhid Asma Wa Shifat. Hendaknya setiap mukmin meyakini, dengan beriman, menetapkan dan mengakui Nama-nama dan Shifat-shifat ALLAH dengan sepenuhnya seperti apa yang sudah ditetapkan oleh ALLAH sendiri dan oleh Rasulullah saw, dan hendaknya tidak terjerumus kepada pemahaman yang salah dalam memahami Asma dan Shifat ALLAH ini seperti yang difahami oleh sebagian kelompok. Karena Sesungguhnya ALLAH Azza wa Jalla Maha Sempurna dan Maha Suci dari shifat kekurangan.
Wallahu A’lam.
Disarikan dari buku-buku :
1) “Mizanul Muslim “; penulis: Kelompok Telaah kitab Ar-Risalah, Abu Ammar, Abu Fatiah Al-Adnani ; penerbit Cordova Mediatama- solo, jateng.
2) “Kitab Tauhid” jilid 1,tulisan Dr.Shalih Fauzan bin Abdullah alFauzan (terjemahan kitab attauhid), penerbit: Darul Haq- Jakarta).
3) “Syarh Aqidah Washitiyah” ; Syekh Muhammad Utsaimin ; penerbit Darul falah-jakarta.
Terus semangt kak, mohon dtmbah terus artikelnya.
BalasHapusKowoko