Pemuda yang teguh
Written By Al-ghuraba on Rabu, 29 Mei 2013 | Rabu, Mei 29, 2013
Dalam shohih Muslim, diceritakan bahwa disuatu hari, disaat raja mengetahui -berdasarkan laporan-, bahwa para pemuda ashabul-kahfi melakukan ibadah menyendiri dalam tempat ibadah yang mereka bangun,rajapun memanggil mereka agar menghadap. Kemudian dia menanyakan perihal masalah dan kegiatan mereka. ALLAH-pun meneguhkan hati mereka, dan para pemuda ini menjawabnya dengan benar,serta dengan gagah mereka berkata,"Robb kami adalah Robb langit dan bumi, Sekali-kali kami tidak akan menyeru Ilaah (Tuhan yang disembah) selain-Nya" …bahkan, mereka mendakwahi raja agar menyembah ALLAH, dan tidak menyembah Ilaah selain-Nya.
******
Penggalan kisah diatas menjadikan teladan kepada kita akan keteguhan dalam memegang prinsip dan keyakinan di dalam al-Haq. Betapa para pemuda ashhabul-kahfi dengah teguh dan gagah menyampaikan alHaq. Mereka tidak takut celaan orang yang mencela, bahkan mereka tidak takut akan ancaman dan siksa raja. Sebab mereka yakin bahwa mereka dalam kebenaran,menyembah Ilaah yang satu,hanya kepada ALLAH saja, sementara kaumnya berada dalam kebathilan dan kesesatan,menyembah Ilaah-ilaah selain ALLAH Azza wa Jalla .
Masa muda, adalah masa yang menentukan seseorang dalam mengarungi samudera kehidupan.. Saat itulah pondasi-pondasi karakter seseorang terbangun, baik dalam hal keyakinan (sebagai jalan hidup), pengabdian (sebagai konsekwensi dari keyakinannya), maupun perilaku (akhlak). Islam sudah memberikan sinyal yang amat kuat agar setiap hamba memanfaatkan masa muda ini dalam kebenaran dan kebaikan. sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits , "kerjakanlah 5 perkara sebelum 5 perkara,…… (salahsatunya)… beramalah engkau dimasa mudamu sebelum masa tuamu.
Semakin baik memanfaatkan masa muda dalam kebaikan, semakin beruntunglah dia di masa tuanya, dan semakin buruk pemanfaatan waktu dimasa mudanya, semakin buruk dan terpuruklah masa tuanya, (kecuali yang ALLAH rahmati dan sayangi). Betapa banyak diantara manusia yang merasa menyesal dihari tua karena buruknya masa lalu yang dia lewati…. dan betapa banyak diantara mereka yang berangan-angan untuk kembali kemasa muda agar dia bisa mengulangi masa mudanya dengan kebaikan. Namun, tentunya ini bagi orang yang sadar dan mengetahui akan arti kehidupan, fananya dunia serta kekalnya akhirat.
Sebenarnya,islam bahkan lebih jauh lagi memberikan pesan dalam masa-masa muda ini, Ia bukan hanya sekedar jangan terlalu banyak begadang, ia bukan sekedar supaya rajin belajar… bukan hanya sekedar tidak merokok, tidak meminum miras. Tetapi lebih jauh dan lebih ketat dari apa yang difahami sebagian besar manusia.
Islam menanamkan kode etik yang tinggi dalam masalah keyakinan dan prinsip-prinsip yang luhur dalam al-haq, dan sejak kecil dia harus mulai ditanamkan aqidah yang kuat agar saat menginjak usia dewasa -yang dimulai baligh- dia sudah dewasa dalam mengambil sikap baik berfikir maupun bertindak, memiliki aqidah yang kokoh dan keyakinan yang teguh …. dia juga harus mengetahui mana yang benar dan mana yang salah menurut tataran syari'at, sehingga dia tidak terjerumus kepada perilaku bodoh yang akan menghantarkannya kepada kebinasaan dirinya sendiri dengan perbuatan dosa atau bahkan mengeluarkannya dari "rumah" islam…. dia juga harus memiliki harga diri dalam memegang prinsip-prinsip keyakinan dan hidupnya, sehingga dia akan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan Dien, dan membela aqidahnya walau nyawa sebagai tebusannya,sebagaimana ia juga tidak rela jika Dien-nya dalam kehinaan dan dihinakan…. dan,tentunya dia juga terbiasa menghiasi diri dengan ibadah dan akhlak yang mulia sebagai buah dari dalamnya keyakinan dan kokohnya prinsip-prinsip yang dipegangnya.
Lihatlah bagaimana para pendahulu kita dari kalangan salaf dimasa mudanya, bahkan dimasa remajanya. Adalah shahabat Rofi bin Khudaij dan Samurah bin Jundub,keduanya meminta kepada Rasulullah saw untuk ikut serta dalam jihad fii sabilillah pada perang Uhud,padahal konsekwensi keikutsertaannya akan menghantarkan seseorang menjadi yang terbunuh atau terluka, sedang usia keduanya kala itu baru menginjak 15 tahun, dan keduanya yg lolos dari seleksi,karena sesaat sebelum itu ada 11 orang remaja yang lain yang ingin ikut serta, tapi Rasulullah saw tidak mengizinkan mereka disebabkan masih kanak-kanak. Lihatlah pula bagaimana Muadz bin Jabal radhiyallhu 'anh, yang berkata:"Sungguh, aku tidak pernah meludah kearah kanan sejak aku masuk islam" . Sebab ia mengetahui,dalam islam ada larangan untuk meludah kearah kanan.Padahal meludah kearah kanan tidak disebutkan dalam 70 dosa besar yang dirangkum oleh imam adz-dzahabi … Tengok pula bagaimana Usamah bin Zaid yang telah menjadi Panglima pasukan perang kaum Muslimin atas mandat dari Rasulullah saw , disaat usia yang sangat belia, 18 tahun !.. atau kita cermati bagaimana Imam al-Bukhari yang sudah mengenal periwayatan hadits sedang usia dia masih 11 tahun, atau imam asy-syafi'I yang sudah dimintai fatwa dalam usianya yang masih muda.. atau imam Ahmad bin Hambal yang kokoh mempertahankan aqidah ahlussunnah,bahwa al-Quran itu Kalamullah, walaupun ia dicambuk yang menyebabkan pingsan dan begitu pula penjara yang harus ia rasakan.
Begitulah semestinya generasi muda kita umat ini, ia harus memiliki aqidah yang kokoh laksana baja, mempertahankan kehormatan Dien, lebih dari membela kehormatan dirinya sendiri, ikut andil dalam menegakkan Dien yang mulia ini, dan menghiasi diri dengan ibadah-ibadah serta akhlak yang mulia yang akan menjadikan orang-orang diluar Islam akan tertarik dengan Islam. Dan bukannya disibukkan dengan musik dan nyanyian yang menjejali telinganya setiap hari seolah tiada hari tanpa music, padahal musik itu jelas keharamannya, Fudhoil bin Iyadh menyebutkannya sebagai Ruqyatuzzina (manteranya zina),dan Imam Malik mengatakan, bahwa bernyanyi itu adalah perbuatan orang-orang fasik…. atau hari-harinya dilewatkan dengan pacaran yang akan menghabiskan energinya, baik pacaran dalam jarak dekat ataupun jarak jauh dengan media elektronik masa kini … atau menegak miras yang akan merusak akal dan fisiknya,…. atau dihabiskan dengan film-film dan sinetron-sinetron yang akan menjadi guru dalam kerusakan aqidah dan kebejatan akhlaknya….. atau perkara-perkara munkar lainnya. Ini tidaklah semestinya terjadi. Jika umat ini semakin terpuruk, Jangan berharap banyak mereka akan membela kehormatan agamanya bila ia dinistakan…,dan siapa yang lagi yang memiliki kepedulian untuk membela Dienul-islam dan menegakkan syari'atnya, jangankan membela Dien yang dianutnya, mengelola diri sendiri saja sudah tidak mampu.. sementara, seiring dengan itu, musuh-musuh Islam akan semakin bersuka ria melihat kelemahan umat ini.
Oleh sebab itu, berbekalah diri sejak dini, juga untuk generasi dibawah kita, agar umat ini semakin "menemukan" jatidirinya. sesungguhnya ash-habul-kahfi terdiri dari para pemuda yang teguh bagai baja, kokoh bagai gunung, dan mereka adalah orang-orang yang sudah menemukan jatidirinya. Mereka bukan pemuda-pemuda yang cengeng, bukan pula yang "kebanci-bancian" dalam memegang prinsip keyakinannya.
Dan Ketahuilah, Sesungguhnya Naungan ALLAH Azza wa Jalla akan ditertuju kepada 7 golongan pada hari Qiyamat, hari dimana tidak ada naungan perlindungan kecuali naungan-Nya, dan diantaranya…… (pada urutan ke2 dan ke3) " seorang remaja (syaab) yang tumbuh didalam ibadah kepada ALLAH,…… dan seorang lelaki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid-masjid…." Sungguh penyebutan Syaab (remaja) adalah menunjukkan kondisi yang lebih muda dari pada pemuda… Mereka inilah cikal bakal umat yang akan menemukan jatidirinya, sebagai umat pilihan yang mulia, sebagai kholifah yang akan mengatur manusia, menerapkan syari'at ALLAH Azza wa Jalla dimuka bumi.
Benar,bahwa kondisi hari ini jauh dari factor-faktor yang mendukung kearah itu dibandingkan generasi awal islam, tetapi itu bukan berarti kita boleh berputus asa. karena sesungguhnya Islam itu ada sampai hari Qiyamat, seperti halnya juga pahala dan dosa, akan dibentangkan bagi siapa saja yang menempuhnya. Belum lagi bahwa orang-orang yang menjalankan islam pada zaman yang penuh fitnah, layaknya seseorang yang menggengganm bara api, ia mendapatkan pahala 50 kali lipat, begitulah dalam sebuah hadits. Para sahabat bertanya, "Yaa Rasulullah ,50 kali lipat dari mereka atau dari kami ?", Rasulullah saw menjawab,"50 kali lipat dari kalian !" .Maka kemudian hal itu kembali kepada kita sekarang, adakah kita mau mau memperoleh keutamaan ini …?
Wallahu a'lam.
Label:
taushiah
aamiin....
BalasHapus