Manhaj Robbani

*** Edisi Selasa, 29 syawal 1432 H

“Pemeluk agama ini harus benar-benar mengetahui bahwa agama ini dzatnya adalah Robbani, maka manhaj operasionalnya juga Robbani berjalan parallel dengan tabi’atnya” begitu perkataan Ustadz Sayyid Qutb dalam suatu kesempatan.

Benar apa yang dikatakannya, sebab ALLAH menurunkan agama ini lengkap dan satu paket dengan perangkatnya dan tatalaksananya. Oleh sebab itulah mengapa al-Qur`an diturunkan dan mengapa pula Rasul diutus.

Manhaj operasional yang dimaksud adalah petunjuk dan metode jalan tempuh untuk dapat dengan benar menjalankannya. Ketika suatu ummat sudah melenceng dari garis yang benar dalam memahami (baca: aqidah) islam, maka melenceng pulalah jalannya. Dan sebagaimana kita ketahui, bahwa jika sudut kesalahannya itu dilanjutkan terus menerus, maka ia akan semakin jauh dari yang garis sebenarnya, layaknya sudut kesalahan garis yang diambil dari suatu titik, maka semakin panjang garis kesalahan itu ditarik, semakin lebar pula jarak perbedaan dari garis sebenarnya.

Poin berikutnya (setelah memahami) adalah manhaj didalam menerapkan islam itu sendiri. Sebab cara pemahaman yang benar tidak secara otomatis bisa dikatakan sudah diterapkan dengan benar. Seringkali manusia memiliki pemahaman yang benar, akan tetapi penerapannya keliru dan tidak sesuai dengan apa yang difahaminya. Banyak factor yang memperingaruhi akan hal ini, dan cinta dunia serta mengikuti hawanafsu merupakan muaranya jika kesalahan itu memang dilakukan dengan kesengajaan dan penuh kesadaran.

Konsep Islam merupakan konsep dan system yang menyeluruh dan sempurna. Ia tidak menyisakan suatu hal kecil apapun yang ada pada kehidupan manusia didunia kecuali islam sudah mengaturnya. Manhaj dan konsep islam adalah manhaj yang datang dari sisi ROBB semesta alam untuk mengatur manusia dimuka bumi, inilah yang harus difahami oleh ummat ini. Oleh sebab itu, tidak sepatutnya memilah dan memisah islam dengan ekonomi, tidak sepatutnya pula memisahkan islam dengan social bermasyarakat, tidak semestinya memisahkan islam dengan politik, tidak sepatutnya memisahkan islam kesehatan, tidak benar memisahkan islam dengan ketatanegaraan dan tidaklah benar memisahkan islam dengan seluruh lini kehidupan manusia, baik secara individu, bermasyarakat maupun bernegara.

Adapun pemahaman sekuler, ia memisahkan islam dari ketatanegaraan dan kekuasaan. Dan inilah yang menjadikan islam dan kaum muslimin ditimpa kehinaan yang menjadi-jadi dan ummat islam semakin dijauhkan dari islam yang murni dan sesungguhnya, dan ini pulalah yang dibuat dan dikehendaki oleh syaithan dan pengikutnya dari orang-orang kafir. Bagi mereka agama hanya dikotomi dalam persoalan-persoalan individu dengan Rabbnya semata. Ia diperlakukan sesuatu yang sepele sehingga dianggapnya tidak dapat mengatur urusan orang banyak.

Padahal yang benar tidaklah demikian, sebab islam merupakan way of life yang mengatur semua lini kehidupan manusia untuk keselamatan hidup mereka didunia, menuju kehidupan yang sesungguhnya diakherat kelak.

Bagi orang-orang yang menjadikan dunia sebagai akhir tujuannya dan obsesi terbesarnya memang tidaklah mengherankan jika mereka mengatur manusia dengan hawanafsunya, dan ini mestinya hanya terjadi pada orang-orang kafir. Adapun bagi orang-orang mukmin yang menjadikan akherat sebagai akhir tujuan hidupnya dan obsesi terbesarnya, seharusnya mereka kembali kepada islam dalam mengatur seluruh lini kehidupannya termasuk dalam hal ketatanegaraan.

Dan didalam mengatur manusia dengan tatanan hukum islam tidaklah ada pilihan lain sebab ia merupakan perintah yang harus dilaksanakan secara mutlak oleh orang-orang mukmin.

ALLAH berfirman :
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu” (QS.al-maidah :46).

Inilah islam dengan hikmah tatanan aturan didalamnya. Inilah al-Qur`an dengan petunjuk bagi ummat manusia, petunjuk yang akan menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, yang menyelamatkan manusia dari kesesatan menuju jalan yang lurus yang tidak menjerumuskan manusia keneraka.

Manhaj islam merupakan manhaj Robbani,… sebab ia manhaj yang diturunkan oleh pencipta dan pemilik manusia dan seluruh alam semesta. Sesungguhnya ALLAH menciptakan manusia lengkap dengan perangkatnya. Al-Qur`an itulah petunjuknya. Sedang manusia tidak bisa memahami petunjuk itu dan tidak mengerti bagaimana aplikasinya kecuali ada yang “menterjemahkan”nya, dan untuk tujuan inilah para Rasul diutus ketengah-tengah manusia. Mereka diutus untuk “menterjemahkan” perintah-perintah ALLAH ini dan bagaimana menjauhi larangan-Nya, menyeru manusia menyembah ALLAH dan memberi tauladan kepada ummat manusia bagaimana tatacara yang benar (sesuai kehendak ALLAH) dalam kehidupan mereka.

ALLAH berfirman :
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. QS.al-hadid :25)

Ustadz Sayyid Qutb melanjutkan perkataannya, “… Dan tidak mungkin memisahkan agama ini dari manhaj operasionalnya. Jika kita telah mengetahui manhaj operasionalnya, maka hendaknya kita juga tahu bahwa manhaj ini adalah manhaj yang fundamental, bukan manhaj kontemporer, geografis ataupun manhaj kondisional, khususnya dalam menghadapi problema-problema jamaah islam yang pertama. Sesungguhnya ia merupakan manhaj, dimana bangunan agama ini tidak akan tegak kapanpun juga kecuali dengannya.

Sesungguhnya berpegang teguh dengan manhaj tersebut merupakan perkara yang sangat vital, seperti halnya berpegang teguh pada system islam pada setiap gerakan”.
Jadi Manhaj Robbani yang sesuai dengan apa yang diturunkan Robbul’aalamin, merupakan suatu kewajiban melaksanakannya, ia juga tidak terlepas dari petunjuk al-Qur`an dan mengikuti tauladan yang dicontohkan Rasul-Nya sebagai bentuk “terjemahan” dan aplikasi dari petunjuk tersebut.

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat “(QS.al-an’am :155)

Perhatikan dan camkanlah ini baik-baik untuk kemudian menuju penegakkannya, agar kita tidak mengatakan seperti yang dikatakan orang-orang yang lalai dari peringatan ini :

أَنْ تَقُولُوا إِنَّمَا أُنْزِلَ الْكِتَابُ عَلَى طَائِفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَا وَإِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغَافِلِينَ أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آَيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ

“(Kami turunkan Al Qur'an itu) agar kalian (tidak) mengatakan: Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca. * Atau agar kalian (tidak) mengatakan:

"Sesungguhnya jika kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kalian keterangan yang nyata dari Robb kalian, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling” QS. Al-An’am : 156-157)

Semoga ALLAH memberi kemampuan kepada kita untuk dapat menjalankannya dan menegakkannya… Aamiin.

Wallahu a’lam.