Milikilah sifat Wara`
Written By Al-ghuraba on Selasa, 13 September 2011 | Selasa, September 13, 2011
*** Edisi Selasa, 15 syawal 1432 H.
Hari itu alHasan kecil, putra Ali bin Abi Thalib radyiallahu anhuma sedang bermain-main didekat tumpukan kurma zakat kaum muslimin. Lalu ia menjumput sebiji korma lalu memakannya. Maka tatkala hal itu dilihat oleh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, beliau spontan memasukkkan jarinya kedalam mulut alHasan dan berusaha mengeluarkan biji korma itu dari dalam mulutnya. Beliau mengeluarkan biji kurma itu seraya berkata, “ikh… ikh…ikh !”, yang maksudnya, ini tidak boleh dimakan, maka keluarkanlah korma itu dari mulutmu, sebab keluarga Muhammad tidak halal makan harta shadaqah.
Tidak jarang dari ummat ini yang membiarkan anaknya atau anggota keluarganya memakan makanan dari harta yang haram, apalagi syubhat. Padahal sejatinya setiap kita hendaknya memperhatikan benar-benar apa yang masuk kedalam perutnya, sebab ia boleh jadi akan berakibat fatal diakherat kelak sebagaimana yang disabdakan oleh baginda yang mulia Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, “daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka tidak ada yang layak baginya kecuali neraka”.
Berhati-hatilah wahai saudaraku,.. telah ada suri teladan dari Nabi kita, dan dari para pendahulu kita dari orang-orang shaleh. Ingatlah bagaimana Umar bin Abdul Aziz mematikan lampunya apabila bercakap-cakap untuk urusan keluarganya ketika saat itu ia memakai lampu milik baitul-maal. Ia benar-benar waspada agar tidak ada sekecil apapun menggunakan harta milik kaum muslimin sekalipun ia seorang khalifah yang mengatur urusan mereka.
Perkara seperti ini memerluan ketelitian dan kesungguhan yang kuat yang muncul dari iman yang bersemayam didalam hati. Ia memerluan sifat Wara` yang luar biasa, yaitu sifat untuk menjauhi perkara yang haram dan syubhat.
Adapun bagi jiwa yang rakus dengan dunia maka hal ini amatlah sulit, ia akan mendahulukan keinginannya dan tidak peduli apakah ia “bersih” atau “kotor”. Baginya halal dan haram (apalagi syubhat) tidaklah penting, yang terpenting bagaimana keinginannya terpenuhi dan hajatnya terkabulkan. Padahal bagi orang mukmin tidaklah menjadikan dunia sebagai orientasinya dan puncak tujuannya, termasuk didalamnya keinginan syahwatnya dan perutnya.
Ingatlah tatkala Abu Bakr ash-shiddieq memakan sebiji korma pemberian pelayannya. Sewaktu ia mengetahui bahwa korma itu adalah hadiah yang diterima pelayannya dari hasil kerja menjampi seseorang dimasa jahiliyyah, maka dengan serta merta Abu Bakr ash-shiddieq memasukkan ujung jarinya ketenggorokannya agar korma yang telah ia telan dapat keluar lagi. Ia terus berusaha dan berusaha dengan susah payah untuk mengeluarkannya hingga dapat mengeluarkannya, sedang si pelayan menggigil ketakutan dihadapannya seraya berkata, “mengapa anda bersusah payah mengeluarkannya ?”. Maka Abu Bakr ash-shiddieq menjawab, “Sungguh, andai makanan itu tidak keluar kecuali dengan keluarnya nyawa, maka aku akan mengeluarkannya !”
Inilah pula kisah tentang Imam Haramain Al-Juwaini. Adalah ayah dari Imam Haramain al-Juwaini telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak memberi makan anaknya kecuali dari makanan halal hasil dari usaha tangannya sendiri, dari makanan yang dibelinya dari uang hasil keringatnya dan jerih payahnya.
Pernah suatu hari ibu si bayi, yaitu ibu dari Imam Haramain (tatkala beliau masih bayi) sakit, padahal dari dialah selama itu sibayi menyusu. Akhirnya bayi itu ditetekkan pada wanita tetangganya. Ketika sang ayah datang didapatinya si bayi sedang menetek didada wanita tetangganya, maka iapun marah sekali dan merebut sikecil dari dekapan wanita tetangganya itu, kemudian dia menekan perut sikecil dan membalikkan kepalanya sampai susu yang telah diminumnya itu keluar lagi.
Waktupun berlalu, hingga Imam Haramain al-Juwaini menjadi dewasa. Suatu ketika tubuhnya lemah lunglai dan tidak berdaya. Maka orang menanyakan mengapa demikian ?. Lantas Imam Haramain al-Juwaini memberi jawaban bahwa itu adalah karena pengaruh air susu wanita tetangga yang masuk kedalam perutnya sewaktu dia masih kecil.
Subhaanallah…..
Betapa banyak para orang tua berharap anaknya menjadi anak yang shalih sementara mereka tidak mempedulikan makanan & minuman yang diberikan kepada anaknya ?. Berapa banyak pula para orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh sehat dan kuat sedang ia menganggap remeh apa yang masuk keperutnya ?.
Sesungguhnya ayah dari Imam Haramain menginginkan anaknya menjadi “baik”, lahir maupun bathinnya. Ia mengetahui keshalihan dan kebaikan agama dan fisik anaknya sangat tergantung dari apa yang yang dikonsumsinya.
Demikian pula kisah Abu Bakr ash-shiddieq, ia memberi pelajaran kepada kita akan bagaimana seharusnya kesungguhan untuk tetap menjadikan dirinya bersih dari hal-hal yang diharamkan. “Sungguh, andai makanan itu tidak keluar kecuali dengan keluarnya nyawa, maka aku akan mengeluarkannya !”
Saudaraku, berhati-hatilah kalian dari harta haram… Tidak halal harta seorang muslim kecuali dengan keridhaannya. Tidak halal pula seseorang mengambil hak saudaranya tanpa alasan yang benar.
Terlebih bagi para aktifis islam, para Da’i yang memperjuangkan syari’at ALLAH dan para Mujahid fii sabililllah. Berhati-hatilah kalian dengan amanat yang diberikan kepada kalian. Karena dalam banyak kesempatan seringkali orang-orang seperti ini mendapat amanat dari saudaranya atau jamaahnya, baik harta ataupun barang. Maka hendaknya bertaqwa kepada ALLAH dalam menunaikan amanat-amanat ini, karena sesungguhnya kalian mempunyai misi yang lebih besar dan amanat yang lebih besar dari itu semua, yaitu menyebarkan Tauhid diantara manusia dan menerapkan syariat ALLAH di muka bumi. Dan sesungguhnya keadilan islam tegak dengan perantaraan orang-orang yang menjaga amanat ALLAH dan memiliki sifat wara` yang tidak rakus terhadap dunia.
*** Wallahu a’lam.
Label:
taushiah
Saya Achmad Halima Saya ingin menyaksikan karya baik ALLAH dalam hidup saya untuk orang-orang saya yang tinggal di sini di Indonesia, Asia dan di beberapa negara di seluruh dunia.
BalasHapusSaya saat ini tinggal di sini di Indonesia. Saya seorang janda dengan empat anak dan saya terjebak dalam situasi keuangan pada Maret 2017 dan saya harus membiayai kembali dan membayar tagihan saya,
Saya adalah korban penipuan kredit 3-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang yang berutang, saya dibebaskan dari penjara dan saya bertemu dengan seorang teman, yang saya jelaskan situasi saya dan kemudian memperkenalkan saya kepada perusahaan pinjaman bahwa ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dapat diandalkan.
Untuk orang-orang yang mencari pinjaman? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman di internet penipuan di sini, tetapi mereka masih sangat nyata di perusahaan pinjaman palsu.
Saya mendapatkan pinjaman dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM sebesar Rp900.000.000 dengan sangat mudah dalam waktu 24 jam yang saya lamar, jadi saya memutuskan untuk berbagi pekerjaan baik ALLAH melalui ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya menyarankan jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM. hubungi mereka melalui email:. (alexanderrobertloan@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (achmadhalima@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau ingin prosedur untuk mendapatkan pinjaman.