Sejak semakin jauh kaum muslimin dari masa Nabi saw, maka banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan, terutama dalam hal aqidah, atau juga ibadah. Mereka dengan hawanafsunya membuat perkara-perkara yang baru dalam urusan Dien, yang lebih dikenal dengan istilah bid'ah. Diantara bid'ah yang mereka tempuh sampai pada perkara-perkara yang esensial, yaitu persoalan aqidah, yang bisa menghantarkan seseorang keluar dari Islam,seperti aqidah mu'tazilah,syi'ah,qadariyah, jahmiyah,dan ghullat sufiyah(Sufi yang melampaui batas) diantara tarekat-tarekat yang berkembang, atau cuplikan-cuplikan aqidah atau ibadah tertentu yang sesat walaupun pelakunya bukan pengikut aliran tertentu. Yang memprihatinkan adalah bahwa banyak dari kalangan orang awam dari kaum muslimin yang terkecoh dan mengikuti para kyiai mereka.
Ada juga fenomena yang banyak terjadi dikalangan kaum muslimin yang berbicara tanpa ilmu. Mereka berbicara dan menerangkan islam sesuai dengan hawanafsunya, menggunakan akal pikiran tanpa dilandaskan kepada syari'at yang bisa dipertanggungjawabkan. Belum lagi mereka yang mengadopsi ilmu keislaman yang sudah tercemar oleh aqidah orang-orang kafir, karena memang mereka "mengaji" islam dari orang-orang kafir dan di negeri-negeri kafir. Tak heran jika kemudian diantara pendapat-pendapatnya terlihat "nyleneh" seolah-olah yang berbicara itu bukan orang islam, apalagi dipanggil dengan julukan cendikiawan muslim. Contoh dalam hal ini adalah JIL (Jaringan Islam Liberal) yang membenarkan puralisme dalam beragama.
Berangkat dari titik tolak inilah pentingnya kita untuk merenungkan lebih seksama akan pentingnya "kembali ke manhaj salaf". sebenarnya kata "kembali" tidaklah semestinya terjadi, tapi yang kami maksudkan disini adalah justru merupakan upaya untuk menyadarkan umat agar "kembali" ke manhaj salaf (dan termasuk barangkali diantara kita yang salah tanpa disadari) ,disebabkan kebodohan mereka atau kelalaian mereka atau juga kesalahan mereka yang tidak disadari.
Lalu seberapa penting perlunya kita kembali ke manhaj salafush-sholih ?. Disinilah letak perkara yang tidak banyak difahami oleh kebanyakan kaum muslimin. sehingga mereka menggampangkan untuk mengikuti jalan-jalan yang "menyeleweng" dari rel yang benar dan bersih.
Perlu diketahui, bahwa umat islam –dalam hadits – akan terpecah menjadi 73 golongan , 72 dineraka dan hanya satu yang selamat masuk surga. Maka dengan ini jelaslah bagi kita untuk semakin berhati-hati agar tidak termasuk dalam golongan yang celaka, yang hanya membawa label islam saja, sementara hakekatnya bukan islam, dan bukan islam yang benar dan lurus (na'udzu billâh).
Lalu Islam seperti apa yang benar, lurus dan bersih itu?. perhatikan hadits berikut ini, Rasulullah saw bersabda (yang artinya): "Sesungguhnya bani israil telah terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Mereka semua masuk neraka kecuali satu golongan saja". Abdullah bin 'amr bertanya,"siapa mereka yang selamat itu wahai Rasulullah ?". Beliaupun menjawab,"apa yang aku dan sahabatku berada diatasnya (yakni, jalanku dan jalan para sahabatku)"
(hadits shohih, riwayat atTirmidzi no.2129).
Hanya jalan yang Rasulullah saw dan para shahabat tapaki saja yang selamat. ini adalah jaminan sekaligus peringatan agar jalan kita tidak "mlenceng". "Jalan" yang kita sebut inilah dinamakan MANHAJ. Dan Para Shahabat inilah yang dinamakan dengan salafush-sholih. Dan secara lengkap salafush-sholih itu diwakili oleh 3 generasi pertama islam, karena ia adalah sebaik-baik generasi. Rasulullah saw bersabda (yang artinya): "Sebaik-baik manusia adalah generasiku (=para shahabat nabi), kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka"
(HR. al-Bukhari No.6429 dan Muslim No.2533).
Jadi Pengertian mengikuti MANHAJ SALAFUSH-SHOLIH adalah: mengikuti metode generasi shahabat, Tabi'ien, dan Tabi'utTabi'ien dalam memahami al-Quran dan as-Sunnah .
Adapun pengertian Shahabat, adalah : orang yang bertemu dengan Nabi saw,dan pada saat beliau saw masih hidup ia dalam keadaan muslim dan ketika meninggal juga ia juga tetap muslim (tidak murtad). Para Sahabat inilah generasi yang utama, mereka orang-orang yang langsung berguru dan menimba ilmu dari Rasulullah saw , mereka juga para pembela risalah yang dibawa Nabi saw, dengan harta dan jiwa mereka.
Ibnu Mas'ud radhiyallâhu ‚anhu berkata," Barangsiapa ingin mengikuti seseorang , hendaklah ia mengikuti shahabat ra. Karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik hati manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Paling sedikit bebannya (yakni tidak mengada-adakan urusan yang memberatkan mereka) . Paling lurus jalan hidupnya dan paling baik akhlaqnya. Mereka adalah sebuah kaum yang dipilih oleh ALLAH Azza wa Jalla untuk menolong Nabi-Nya dan menegakkan dien-Nya. Maka akuilah keutamaan mereka dan ikutilah atsar-atsarnya, karena sesungguhnya mereka berada diatas jalan yang lurus".
Tabi'ien adalah seorang muslim yang bertemu dengan shahabat Rasulullah saw dan ia meninggal dalam keadaan muslim.
Tabi'ut-Tabi'ien adalah seorang muslim yang bertemu dengan seorang Tabi'ien dan ia meninggal dalam keadaan muslim.
Demikian itulah 3 generasi pertama islam yang utama yang sambung menyambung antar generasi tersebut, sehingga kebersihan dan kelurusan manhaj mereka tetap terjaga dalam memahami al-Quran dan as-Sunnah . mereka inilah dinamakan salafush-sholih yang kita diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam dalam seluruh aspeknya,baik dalam perihal aqidah,ibadah maupun akhlak. Adapun bila tidak mengikuti Manhaj mereka, berarti dia berada dalam kesesatan, sebagaimana firman ALLAH (yang artinya):
"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali"
QS.4 (annisa :115)
Dalam ayat ini terdapat dua perintah, yaitu untuk mengikuti Rasulullah saw dan mengikuti jalannya orang-orang mukmin. Dan "orang-orang mukmin" yang paling layak mendapatkan predikat tersebut adalah para shahabat rodhoyallahu anhum. Merekalah generasi yang dipilih ALLAH untuk membela nabi-Nya, menegakkan dien-Nya dan berjihad dijalan-Nya. Adapun yang menentang dan menyelisihi perintah untuk mengikuti Rasulullah saw dan para shahabat, maka mereka diancam dengan kesesatan dan neraka jahannam.
Demikian pula, ditegaskan dalam ayat yang lain, ALLAH berfirman (yang artinya) :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".QS.12(yusuf) :108.
Tentang maksud ayat "dan orang-orang yang mengikutiku",Abdullah ibnu 'Abbas berkata,"yaitu para shahabat Muhammad saw. Mereka berada diatas jalan yang paling baik dan petunjuk yang paling lurus. Mereka adalah gudangnya ilmu dan iman. dan mereka adalah tentara ar-Rohman"
Dari sini, semakin jelaslah siapakah yang diperintahkan untuk diikuti, siapa pula jalan yang ada jaminan kebenaran dalam memahami dan mengamalkan islam, yang berarti pula jalan /manhaj yang selamat yang akan menghantarkan ke surga. Mereka itulah jalan/manhajnya salafush-sholih , dari 3 generasi utama, yaitu generasi shahabat, Tabi'ien , dan Tabi'ut-tabi'ien , serta ditambah dengan siapa saja dari orang-orang mukmin yang setia mengikuti jejak manhaj mereka sampai hari qiyamat.
Adapun selain manhaj mereka, tidak dijamin selamat…. tetapi jaminannya adalah neraka,…. wal'iyyâdzu billâh (kita berlindung diri kepada ALLAH).
Wâllahu a'lam
*** Disarikan dari buku :
- "POTRET SALAFI SEJATI, Meneladani Kehidupan Generasi Pilihan" ; penyusun: Tim Ulin-Nuha ; penerbit Al-Qowam-Solo.
- "MIZANUL MUSLIM,Barometer menuju Muslim Kaffah" ; Kelompok telaah kitab ar-Risalah, Abu Ammar, Abu Fatiah al-adnani,; penerbit Cordova Mediatama-Surakarta,jateng.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !