Berhakim kepada selain ALLAH dan Rasul-Nya
Written By Al-ghuraba on Selasa, 19 Juli 2011 | Selasa, Juli 19, 2011
*** Edisi selasa, 17 sya’ban 1432 H
Syirik adalah keyakinan dan perbuatan yang menjadikan pelakunya kekal di neraka. Tetapi seringkali perbuatan syirik hanya dibatasi dan difahami pada penyembahan-penyembahan benda mati seperti pohon, kuburan, batu, dan yang semisalnya. Padahal sejatinya perbuatan syirik juga bisa terjadi ketika dia melakukan penyembahan (baca :ibadah) kepada sesuatu yang hidup, yaitu kepada manusia.
Dan sesungguhnya barangsiapa yang menyembah sesuatu selain ALLAH, maka sesungguhnya ia telah menyembah Thaguth. Demikian pula halnya, jika sesuatu yang disembah adalah orang shalih sekalipun, maka jadilah ibadahnya kembali kepada syaithan yang menyuruhnya berbuat demikian.
Sesungguhnya pengertian iman yang benar adalah memutuskan segala sesuatu dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam serta menerima hukumnya dengan tunduk dan ridha. Sedangkan iman yang palsu , yaitu mengaku beriman tetapi tidak mau berhakim kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, bahkan berhakim kepada Thaguth.
Disinilah banyak diantara manusia yang tergelincir dalam kesyirikan dengan cara beribadah kepada manusia yang lain. Yaitu mereka menyembah Thaguth, memperlakukan manusia (yang disembahnya) secara melampaui batas. Dimana seharusnya ketaatan dan ketundukan dalam berhakim hanya kepada ALLAH dan Sunnah Rasulullah saja, akan tetapi dia mentaati dengan ketaatan yang paripurna terhadap sekelompok manusia yang menerapkan hukum selain apa yang diturunkan ALLAH Azza wa Jalla.
Padahal ALLAH menyuruh untuk menjauhi Thaguth, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. Annahl :36)
Sedang pengertian Thaguth adalah syaithan , dukun, tukang sihir. Demikian juga pengertian Thaguth yang lain seperti yang dikatakan oleh syekh Ibnul-Qoyyim Rahimahullah,yaitu : “segala sesuatu yang diperlakukan secara melampaui batasnya, seperti disembah, diikuti atau ditaati. Setiap Orang yang berhakim kepada selain Kitabulah dan Sunnah Rasul-Nya , berarti orang itu telah berhakim kepada Thaguth yang mana ALLAH Ta’ala telah menyuruh hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk mengingkarinya, karena hanya kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya kita diwajibkan untuk berhakim. Barangsiapa berhakim kepada selain keduanya (selain kepada ALLAH dan Rasul-Nya) maka ia telah memperlakukan secara melampaui batas dan keluar dari apa yang disyariatkan ALLAH dan Rasul-Nya shollallahu alaihi wasallam, da ia telah menempatkannya pada suatu tempat yang tidak layak baginya”.
Ketahuilah, bahwa Tauhid berarti kafir kepada segala Thaguth yang disembah oleh orang-orang yang menyembahnya selain ALLAH sebagaimana ALLAH berfirman (yang artinya) :
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja….” (QS. Almumtahanah : 4)
Setiap orang yang menyembah selain ALLAH, ia telah memperlakukannya melampaui batas dan memberinya bentuk ibadah yang tidak layak baginya, disinilah kesyirikan yang dimaksud, menyembah kepada benda hidup seperti manusia.
Lalu kalau ada pertanyaan, bagaimana disebut beribadah atau menyembah, bukankah orang-orang itu tidak ruku dan tidak juga sujud kepada mereka para penguasa yang menerapkan hukum selain ALLAH itu ?
Inilah yang harus pula difahami, bahwa ibadah tidak selamanya berbentuk ruku dan sujud atau memberikan sesajen. Akan tetapi ibadah adalah ketaatan yang mutlak dan paripurna kepada sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah ALLAH tetapkan dalam perkara yang halal dan perkara yang haram.
Untuk memahami hakikat ibadah ini, simaklah apa yang telah terjadi pada Adi bin Hatim radyiallahu anh saat ia diawal-awal masuk islamnya dihadapan Nabi shollallahu alaihi wasallam. Kisah ini diuraikan dalam tafsir alqur-anul azhim ibnu Katsir dan juga tafsir lainnya ketika menerangkan surah attaubah ayat 31.
Saat itu Adi bin Hatim memakai kalung salib dilehernya, lalu Rasulullah menyuruh membuangnya dan dikatakan: “buanglah berhala ini “.. Maka iapun membuangnya.
Adi bin Hatim mengisahkan :”Ketika itu aku mendengar Rasulullah n membacakan ayat :
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Robb-Robb selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam;” (QS.at-taubah :31)
…maka aku berkata,”wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (orang-orang nashrani itu) tidaklah menyembah para pendetanya !”
..Beliau bersabda,:
بلى، إنهم حرموا عليهم الحلال، وأحلوا لهم الحرام، فاتبعوهم، فذلك عبادتهم إياهم
“iya memang benar, akan tetapi bukankah mereka (para pendeta itu) mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram untuk para pengikutnya, kemudian para pengikutnya mengikuti mereka ?.. itulah bentuk ibadah (penyembahan) mereka kepada para pendeta mereka” (HR.Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Jarir dari jalur Adi bin hatim).
Lalu Rasulullah mengajarkan arti ibadah, ILAAH dan dan mengajaknya masuk islam, hingga akhirnya Adi bin Hatim memeluk islam. Seperti itu pulalah tafsir mengenai ayat ini menurut Hudhaifah ibnul-yaman, Ibnu Abbas dan selainnya.
Jadi begitulah,.. ketaatan dalam hal yang halal dan haram harus mengikut kepada apa telah ditetapkan ALLAH Azza wa Jalla. Jika ketaatan itu ditujukan kepada sesuatu atau seseorang atau sekelompok orang yang menyelisihi apa yang telah ALLAH tetapkan dalam perkara yang halal dan yang haram, maka itu sama artinya dengan melakukan ibadah kepada mereka yang ditaati itu, walaupun mereka tidak menyembah dalam arti ruku dan sujud seperti yang sebelumnya difahami oleh Adi bin Hatim radyiallahu anh.
Oleh karena penyembahan dan peribadatan hanya kepada ALLAH SAJA,… menyembah ILAAH YANG SATU.. sebagaimana yang ALLAH perintahkan yang dijelaskan dalam kelanjutan ayat 31 surah attaubah diatas.
“….padahal mereka hanya disuruh menyembah ILAAH YANG SATU; tidak ada ILAAH (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. Attaubah : 31).
Nah, adapun system yang dibuat untuk ditaati manusia yang dibuat berdasarkan hawanafsu belaka serta bertentangan dengan apa yang sudah ALLAH tetapkan dalam perkara yang halal dan yang haram,… maka itu sama saja artinya dengan ibadah kepada para pembuat syariat selain ALLAH… dan itu sama dengan berhakim kepada selain ALLAH dan Rasul-Nya. Dan jelaslah bahwa hal itu adalah diharamkan karena ia merupakan perbuatan syirik sebagaimana para pengikut nashrani yang mentaati para rahib (pendeta) mereka tanpa mereka sadari.
*** wallahu a’lam
· Tafsir alquranul-azhim, ibnu katsir , surah attaubah ayat 31.
· Disarikan dari kitab FATHUL MAJID , SYARH KITABUT-TAUHID – karya syekh Abdurrahman bin Hasan Alu Syeikh (edisi terjemahan pustaka Azzam –jakarta, halaman 738- 743, bab “Berhakim kepada selain ALLAH dan Rasul-Nya”.
Label:
Aqiedah
Saya Achmad Halima Saya ingin menyaksikan karya baik ALLAH dalam hidup saya untuk orang-orang saya yang tinggal di sini di Indonesia, Asia dan di beberapa negara di seluruh dunia.
BalasHapusSaya saat ini tinggal di sini di Indonesia. Saya seorang janda dengan empat anak dan saya terjebak dalam situasi keuangan pada Maret 2017 dan saya harus membiayai kembali dan membayar tagihan saya,
Saya adalah korban penipuan kredit 3-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang yang berutang, saya dibebaskan dari penjara dan saya bertemu dengan seorang teman, yang saya jelaskan situasi saya dan kemudian memperkenalkan saya kepada perusahaan pinjaman bahwa ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dapat diandalkan.
Untuk orang-orang yang mencari pinjaman? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman di internet penipuan di sini, tetapi mereka masih sangat nyata di perusahaan pinjaman palsu.
Saya mendapatkan pinjaman dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM sebesar Rp900.000.000 dengan sangat mudah dalam waktu 24 jam yang saya lamar, jadi saya memutuskan untuk berbagi pekerjaan baik ALLAH melalui ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya menyarankan jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM. hubungi mereka melalui email:. (alexanderrobertloan@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (achmadhalima@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau ingin prosedur untuk mendapatkan pinjaman.