Berbagai bencana datang silih berganti dan seakan tiada pernah henti. Baik di musim kemarau maupun di saat musim penghujan.
Berbagai analisa menyebutkan bencana hanya di akibatkan adanya perubahan iklim terjadinya penggundulan lahan dan lain sebagainya. Berbagai analisa itu juga hanya mendasarkan adanya perubahan-perubahan alam yang terjadi sebagaimana layaknya gejala alam biasa yang terjadi setiap terjadinya pergantian iklim atau perubahan musim.
Jika hal tersebut sebagai gejala alam biasa mengapa tidak di antisipasi lebih dini supaya bisa meminimalisir terjadinya korban serta kerugian material. Selama ini, setiap kejadian senantiasa di analisa dengan kecerdasan otak. Bukti-bukti empiris, logika dan nalar. Padahal berbagai kejadian kadang menjungkirbalikkan logika dan nalar tersebut.
Bangsa indonesia sebagai bangsa yang beragama seharusnya mendasarkan hal-hal diatas tidak terbatas pada bacaan otak dan akal, namun lebih dari itu, harus pandai membaca dengan kacamata spiritual. Disinilah sebenarnya kecerdasan spiritual di butuhkan guna menganalisa kejadian atau gejolak alam tersebut. Dalam konteks islam, ALLÂH dan Rasul-Nya telah mengingatkan bahwa berbagai kejadian, musibah dan bencana tidak semata mata karena faktor alam, namun juga karena di sebabkan oleh faktor manusia yaitu berupa sikap, perbuatan dan tingkah lakunya kepada Sang Pencipta.
ALLÂH berfirman dalam surat ar-rúm ayat:41 yang artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia; ALLÂH menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yg benar)."
Dan dalam sebuah hadits, dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "jika terjadi kemaksiatan pada umatku, maka ALLÂH akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang shalih?". Beliau menjawab: "ada". Aku bertanya lagi: "apa yang akan ALLÂH perbuat kepada mereka?" jawab Beliau: "ALLÂH akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Rabbnya". (HR.Imam Ahmad).
Bencana tidak hanya di sebabkan oleh faktor gejala alam, perubahan iklim dan lainnya, namun lebih karena sikap dan perbuatan seseorang kepada ALLÂH. Faktor alam dan faktor-faktor lainnya hanyalah sebagian variabel dari sekian banyak variabel yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut.
Dalam islam, ALLÂH menyebutkan berbagai kisah tentang bencana dan musibah karena faktor perbuatan manusia. ALLÂH menumpahkan air dari langit dan memuntahkannya ke bumi kepada umat Nabi Nuh hingga tenggelam dan binasa. Mati terkubur di dalam lumpur di sebabkan kemaksiatannya kepada ALLÂH. Karena maksiat pula ALLÂH menghancurkan kaum Nabi Hud as. Mereka habis hingga tiada tersisa.
Kaum Nabi Luth juga di hancurkan berkeping-keping karena kemaksiatan, kota kota mereka di luluhlantakkan, diangkat setinggi-tingginya kemudian dengan cepat dibenturkan ke bumi sedang yang tadinya diatas berubah menjadi dibawah. Sementara negeri Fir'aun juga dilanda angin topan yang kencang, hama belalang, tersebarnya kutu dan merajalelanya kodok yang kesemuanya itu juga karena kemaksiatan.
Dalam sebuah riwayat di sebutkan bahwa Rasulullah berlindung kepada ALLÂH terhadap lima hal.
- Pertama: Tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka melakukan secara terus terang kecuali ALLÂH akan menimpakan wabah dan berbagai penyakit (tho'un) yang belum pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.
- Kedua: Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya niscaya mereka akan di timpa dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang tahun serta berkuasanya penguasa-penguasa zhalim.
- Ketiga: Dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat hartanya kecuali ALLÂH akan menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak diturunkannya hujan dari langit kepada mereka dan kalaulah bukan karena binatang ternak niscaya ALLÂH akan menahan turunnya hujan selama lamanya.
- Keempat: Dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan ALLÂH dan Rasul-Nya melainkan ALLÂH akan mendatangkan musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada di tangan mereka.
- Kelima: Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitabullah dan tidak memilih apa yang ALLÂH turunkan maka ALLÂH akan turunkan kepada mereka kesengsaraan di antara mereka."( HR. Imam Ibnu Majah)
Juga dalam sebuah riwayat yang lain Rasulullah bersabda; "Akan terjadi (di akhir zaman) penenggelaman bumi, hujan batu, dan pengubahan rupa. Ada seseorang dari umat islam (sahabat) bertanya,"kapankah hal itu akan terjadi?. Maka Beliau menjawab," Apabila musik dan biduanita telah merajalela dan khamer telah di anggap halal." (HR.Tirmidzi 2212,Ibnu Majah 4060) .
Hadits tersebut seakan dekat dengan kita hari ini. Kemaksiatan merajalela, perzinaan terang-terangan, pedagang banyak yang mengurangi takaran. Orang-orang kaya enggan membayar zakat. Masyarakat mengingkari janjinya kepada ALLÂH. Para pemimpin sombong dan angkuh dìhadapan ALLÂH. Manusia hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli dengan sesamanya. Mereka berbangga-bangga dengan kelompok dan golongan, sementara hilang sudah rasa persaudaraan dan kesatuan.
Itulah pentingnya kecerdasan spiritual guna membaca dan menganalisa setiap kejadian bencana ditanah air, sehingga kita tepat dalam mengambil berbagai langkah dan menjadikannya sebagai pelajaran yang berharga, karena musibah suatu kaum adalah pelajaran bagi kaum yang lain. Manakala kita tidak mau mengambil pelajaran darinya, maka suatu saat kita yang akan menjadi pelajaran bagi yang lainnya… Dan kepada ALLÂH kita memohon perlindungan.
Wallahu a'lam
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !