Headlines News :
'
Home » » I'tikâf, puncak taqarrub

I'tikâf, puncak taqarrub

Written By Al-ghuraba on Senin, 30 Agustus 2010 | Senin, Agustus 30, 2010

I'tikâf adalah tinggal dimesjid untuk tujuan beribadah dan menjalankan ketaatan kepada ALLAH Azza wa Jalla terutama pada 10 hari terakhir bulan Romadhon.

Sebagaimana diketahui bahwa Romadhon adalah bulan yang istimewa dengan segala keutamaannya. Pada bulan ini kaum muslimin diperintahkan untuk mengekang nafsu dan bersabar untuk untuk tidak mengikutinya. Dan esensi mengekang hawanafsu ini diaktualisasikan dalam bentuk berpuasa dari makan, minum dan nafsu seksual pada siang hari. Pada bulan Romadhon ini pula dianjurkan untuk memperbanyak amalan-amalan sunnah dan taqarrub kepada ALLAH Azza wa Jalla dan menjauhi segala ucapan dan tindakan yang sia-sia yang akan mengurangi nilai puasa itu sendiri, seperti berkata dusta, dan ucapan-ucapan yang kotor.

Pada bulan ini, para salafush-sholih meningkatkan kwalitas dan kwantitas ibadah mereka. Sebab ALLAH membuka pintu-pintu surga lebar-lebar, menutup pintu-pintu neraka, memenjarakan syaithan, dan melipatgandakan pahala kebaikan. Mereka tidak hanya sekedar berpuasa menahan lapar dan dahaga serta nafsu birahi, namun juga meramaikan bulan Romadhon dengan sedekah , membaca al-Quran , dan menghidupan malamnya dengan shalat tarawih. Dan kesungguhan para salaf dalam bertaqarrub kepada ALLAH mencapai puncaknya pada 10 terakhir bulan Romadhon, yaitu 1/3 akhir penghujung bulan yang penuh berkah ini, dengan ber- i'tikâf dimasjid.

i'tikâf dimaksudkan untuk semakin memaksimalkan ibadah dan taqarrub yang sebelumnya sudah dijalankan pada 2/3 pertama Romadhon, dan 2/3 pertama merupakan pemula dan pemanasan untuk kemudian ditingkatkan dan dioptimalkan pada 1/3 sisanya, disebut demikian karena pada 2/3 pertama, walaupun sudah menahan lapar, haus dan nafsu birahi siang hari ditambah dengan menjauhi perbuatan yang sia-sia, toh pada 2/3 bulan itu masih saja ada banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan manusia dalam kehidupan sosial dan ekonomi seperti pergi kepasar, mencari nafkah, bersenda gurau dengan keluarga dan sanak family dan sebagainya. Atau juga pada 2/3 bulan pertama itu pada malam harinya masih ada kesempatan untuk bisa "berkumpul" dengan istri atau bercengkrama untuk urusan-urusan duniawi baik didalam rumah atau diluar rumahnya.

Nah….., i'tikâf pada 1/3 akhir Romadhon ini, mendisiplinkan diri untuk benar-benar maksimal dalam ibadah yang dilakukan, sehingga semakin berkurang (atau bahkan tidak ada lagi) waktu yang dipakai untuk disibukkan dengan perkara duniawi, termasuk untuk "mendekati" istrinya sekalipun. (Dan i'tikâf seseorang dihitung batal jika dia melakukan jima'). Dan kini…,dalam i'tikâf, interaksi dengan ALLAH sebagai gantinya,dan semua waktu benar-benar dipakai untuk beribadah kepada ALLAH Azza wa Jalla secara optimal dan total.

Dalam hadits disebutkan, dari bunda Aisyah: bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memasuki sepuluh malam yang terakhir, beliau menghidupkan malamnya dan mengencangkan ikat pinggang serta membangunkan keluarganya." (HR.Abi Dawud no.1168)

i'tikâf adalah upaya untuk mengkonsentrasikan fikiran (dengan tafakkur) dan ibadah semata,setelah pada hari-hari sebelumnya disibukkan dengan urusan duniawi… Ia sarana untuk mengosongkan hati dari disibukkan dengan urusan dunia seperti anak, istri, ekonomi, sosial dan hirukpikuk kehidupan sehingga kesempatan untuk mengingat ALLAH sudah banyak terkurangi porsinya, untuk kemudian diisi dengan taqarrub kepada ALLAH.

Saatnya kini diluangkan waktu untuk bisa mengingat ALLAH dengan total, beribadah dengan bertaqarrub mendekatkan diri kepada-Nya sedekat-dekatnya… Kesempatan untuk bisa merenung lebih dalam akan keMaha Besar-an ALLAH dan kehinaan serta kelemahan kita dihadapan-Nya… Saat-saat yang baik untuk semakin menyadari arti kehidupan, dan untuk apa kita hidup… dunia yang fana dan kekalnya akherat dengan ancaman siksa-Nya yang dijanjikan atau ampunan dan kenikmatan surga yang telah disediakan-Nya….

Dengan demikian, i'tikâf merupakan kesempatan yang istimewa bagi siapa saja yang ingin berfikir dan merenung, sehingga hatinya dipenuhi dengan keimanan yang agung dan bekal yang memadai untuk melangsungkan perjalanannya menuju ALLAH Azza wa Jalla dengan memanfaatkan sisa umurnya untuk konsisten menapaki jalan-Nya dan meraih keridhoan-Nya

Begitu pula berbagai krisis dan derita yang dialami umat islam sekarang ini, memerlukan jalan keluar yang baik, dan dengan i'tikâf, diharapkan bisa mendapatkan petunjuk dari ALLAH untuk menyelesaikan perkara ini dan menemukan jalan keluar dari realitas pahit yang menimpa umat ini, atau minimal secara inidividu diberikan kekuatan dan kemampuan untuk melewatinya dengan selamat… Tengoklah hukum jahiliyah yang diterapkan dan bukan syari'at ALLAH; para penyeru al-haq yang dipenjarakan ; kezaliman yang merajalela dimana-mana; kemaksiyatan diberbagai tempat dan bahkan terang-terangan; perzinahan yang semakin menjadi-jadi; pembunuhan yang membudaya dengan berbagai corak dan ragamnya dengan darah-darah yang tertumpah tanpa alasan yang dibenarkan dan nyawa-nyawa yang melayang tanpa diusut sesuai tatanan yang benar menurut ALLAH dan Rasul-Nya; kemiskinan yang melanda umat yang tiada penah berakhir ; kehormatan agama yang dinistakan tanpa pembelaan yang berarti dari ummat ini; kebodohoan ummat yang didukung oleh penguasa dan orang-orang kafir sehingga ummat semakin jauh dari islam yang lurus ; kesyirikan merebak ditengah-tengah masyarakat dan bahkan dilindungi undang-undang ; mencari sesuap nasi dan harta yang halal sedemikian sulitnya dan manusia sudah tidak peduli dengan halal dan haram ; orang-orang kafir yang semakin beringas menghabisi kaum muslimin baik dengan peperangan terbuka ataupun tersembunyi ; aqidah ummat yang banyak menyimpang serta pengurangan ….. dan sederet permasalahan yang menimpa umat.

i'tikâf momen yang tepat untuk semakin menyadari kelemahan diri dan kekurangan. mengakui kesalahan dan kesilafan. bertaubat dari dosa-dosa yang disadari atau justru lebih banyak dilupakan dan diremehkan…. ia waktu emas untuk memohon ampunan dan kemurahan-Nya…. serta mengharapkan belas kasih-Nya dan mereguk keridhaan-Nya.

Luangkanlah waktu wahai saudaraku untuk merenung dan mengeluh kepada ALLAH… andai engkau merasa perlu untuk selamat melewati kehidupan dunia yang pahit ini…. andai engkau merasa peduli untuk memikirkan agama yang engkau anut dan nasib saudara-saudaramu dibelahan bumi…. Munajatlah dengan "Berduaan" beserta ALLAH disisa bulan Romadhon yang mulia ini, disaat detik-detik lailatul qadar yang engkau nantikan…. engkau sholat, berdo'a, memohon perlindungan dan keselamatan, engkau bersimpuh dengan kehinaanmu dihadapan-Nya….mengakui kesalahanmu… mengadukan segala permasalahanmu…. engkau keluhkan apa yang engkau derita dan engkau hadapi, engkau utarakan kepada-Nya apa yang menimpa saudara-saudaramu….. engkau bertaubat kepada-Nya atas dosa-dosamu,...dan engkau harapkan dari-Nya ampunan-Nya…. dalam kesendirianmu dengan-Nya, dalam khusyu'nya ibadahmu,….. dalam berdirimu dihadapan-Nya … dalam ruku'mu yang penuh ketundukan…. dalam sujudmu yang panjang…. dalam tangisanmu dan deraian air matamu…. dalam untaian do'a yang engkau lantunkan…. dalam bacaan quranmu yang merdu yang keluar dari hatimu... dalam kedamaian jiwamu yang engkau rindukan…selalu dalam naungan kecintaan-Nya. sehingga Romadhonmu benar-benar bermakna bagi kehidupanmu setelah hari ini.

Dan kepada ALLAH kita memohon taufiq dan hidayah-Nya.

Wallahu a'lam.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Al-ghuraba - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template