MERENUNGKAN KEMBALI NILAI SEBUAH KEMENANGAN DAN SYARAT-SYARAT MENDAPATKAN PERTOLONGAN ALLÂH.

*** Edisi 3 Muharram 1434 H


Kebenaran dan kemenangan yang sejati mencakup hal yang besar. Manusia tak akan pernah lelah, takut dan terus bertarung disebabkan karena tujuannya lebih berharga dari nyawanya. Harapan untuk tatanan daulah islamiah baru hanya dengan strategi dan master plan untuk mencapai masa depan gemilang yang kita idamkan, tetapi untuk membangunnya tidak dengan satu hari (instan) dan tanpa pengorbanan!.


Lalu apa itu yang bisa memberikan kekuatan dan tujuan?....


Kita tahu ada ketakutan, kengerian dan ketidakmampuan pada diri kita,… kita menempa jalan kita sendiri jika kalian tidak bisa berdiri di sampingku dan dipercaya maka Allah akan mempertemukan hati dan mengumpulkannya. Tetapi kita akan ajari mereka dengan cara kita, bahwa kita punya tekad keyakinan tujuan yang benar dan masa itu akan datang dimana mereka akan tunduk di hadapan kita walau tidak hari ini.


Al-Qur`an telah memberikan banyak pelajaran pada kita hikmah yang benar karena datang dari langit. Apa yang menjadi kejayaan dari kisah suatu kaum bersama Rasul dan Nabi-Nya maka haruslah di teladani. Dan apa-apa yang membuat mereka kalah dan di hancurkan oleh Allah harusnya kita tinggalkan karena kedengkian dan kesombongan yang ada dalam diri kita sendiri. Perpecahan yang sebenarnya bisa dihindari karena kita semua tahu dengan perpecahan tak akan ada kekuatan dan kemenangan serta karena hal itu akan menguntungkan musuh.


Lalu, dengan syarat-syarat untuk mendapatkan rahmat dan pertolongan Allah,…. dan syarat-syarat kemenangan itu sendiri ditambah dengan istigotsah kepada Allah dan merasa bahwa kita tanpa daya jika tidak memohon dan karena bantuan-Nya hanya Allah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa, -apakah dengan gempa, atau kekeringan, atau badai tornado yang dikirimkan oleh Allah sebagai tentara-tentara-Nya-,… tanpa itu semua kita hanya mempercepat kegagalan yang tertunda dan menjadi manusia yang rugi karena selalu mengulang kesalahan yang sama di lubang yang sama.


ALLÂH telah berfirman :


وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآَيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ


“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling daripadanya?. Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa”(QS.32 :22).


Wallahu a’lam.