Pernik-Pernik Jihad Dan Karakternya
Written By Al-ghuraba on Senin, 23 Juli 2012 | Senin, Juli 23, 2012
***Edisi Selasa, 3 Ramadhan 1433 H
ALLÂH berfirman :
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian, dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagi kalian; Allah mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui”. (QS. 2: 216).
Adalah sesuatu yang telah menjadi ketetapan dan sesuatu yang dibenci pula. Dalam mekanisme pelaksanaanya penuh intrik, konspirasi dan karena sesuatu itu tipudaya, sebagaimana sabda Nabi Shollallâhu 'Alaihi Wasallam:
الْحَرْبُ خَدْعَةٌ
"Perang adalah tipu daya".(Al-Bukhâri - 2805)
Didalamnya pula fitnah dukungan dan penentangan bercampur-aduk. Al-jihad (perang) itulah sesuatu tersebut yang bagi semua kalangan merupakan sebuah penghancuran dan pembersihan, akan tetapi disana pula terjadi pembangunan, kepada siapa dan untuk siapa dua hal itu diberlakukan.
Sebuah tinjauan historis bahwa musuh-musuh Islam tidak akan pernah berhenti memerangi kaum muslimin sampai mereka keluar dari agamanya atau berkalang-tanah. Dan Benarlah Firman ALLÂH yang sudah dengan Kekuasaan-Nya sudah menentukan ketetapan itu :
ALLÂH berfirman :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. 2: 120).
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
“Mereka (orang-orang kafir) tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran) seandainya mereka mampu“. (QS. 2: 217).
Hal itu pulalah yang membuat sebagian dari kaum muslimin bangkit untuk melawan musuh tetapi banyak pula yang menjadi boneka atau bahkan membantu musuh-musuh tersebut baik disadari maupun tidak disadari..
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, tetapi yang dominan adalah bahwa mereka yang berpangku tangan terhadap pendertitaan ummat ini bersembunyi pada dinding-dinding dalil untuk menyembunyikan kepengecutan mereka.
Al-Qur`an telah memberitahukan kepada kita tentang sepak terjang kaum munafiqin dan ini menjadi sunnatullah baik itu dizaman dahulu , sekarang ataupun masa yang akan datang, tidak luput pula sebagian muslimin yang punya ghiroh (semangat) juga terjebak dalam permainan konspirasi tingkat tinggi hingga seolah-olah mereka tidak menyadarinya, mudah memvonis kaum muslimin sendiri yang notabene juga punya semangat untuk memerangi musuh-musuh Islam tersebut tapi seperti itulah fenomena jihad, ada yang ngeri begitu mendengar kalimat tersebut tetapi ada pula yang berlebih-lebihan (melampaui batas) dalam menyikapinya (nggampangke- jawa).
ALLÂH berfirman :
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.(QS.2:190).
Kondisi yang seharusnya menguntungkan untuk perjuangan kaum muslimin dalam hal ini mujahidin, tetapi justru berkebalikan para musuh-musuh mujahidinlah yang mendapatkan keuntungan dan bahkan tidak sedikit pula yang mendompleng untuk mendapatkan sekedar keuntungan dunia, dukungan, nama, kekuasaan apalagi harta sebagai “makelar jihad”, tetapi bagi mujahid sendiri karena masih bodohnya dalam memaknai jihad itu maka hanya dengan issue yang kecil saja mudah bagi mereka untuk dipecah-belah atau memecah-belah dan berselisih yang sebenarnya hanya disebabkan oleh kedengkian karena hanya berbeda strategi, sementara musuh-musuh mujahid saja hanya dengan isu-isu perang melawan terorisme atau crusade (perang salib) mereka melepaskan atau meninggalkan perbedaan dan perpecahan diantara mereka, bahu-membahu untuk melenyapkan dan memerangi mujahidin. Sebuah kontradiksi yang harus mulai disadari oleh mereka yang telah menambatkan diri pada jihad sebagai jalan hidup mereka.
ALLÂH berfirman :
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ
الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”. (QS. 2:213).
Tidakkah kita berfikir dan merubah paradigma, main-set dan strategi jika ingin mengharapkan dukungan, pertolongan dan kemenangan?.
Benar,..Harus ada metamorfosa dari sesuatu yang mengerikan menjadi sesuatu yang indah tanpa kehilangan nilai hakikinya !.
Wallahu A’lam.
Label:
Renungan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !